Selasa, 10 Februari 2015



Pencak Silat sebagai ajaran kerohanian

Umumnya Pencak Silat mengajarkan pengenalan diri pribadi sebagai insan atau mahluk hidup yang pecaya adanya kekuasaan yang lebih tinggi yaitu Tuhan Yang Maha Esa. Biasanya, Pencak Silat sebagai ajaran kerohanian/kebatinan diberikan kepada siswa yang telah lanjut dalam menuntut ilmu Pencak Silatnya. Sasarannya adalah untuk meningkatkan budi pekerti atau keluhuran budi siswa. Sehingga pada akhirnya Pencak Silat mempunyai tujuan untuk mewujudkan keselarasan/ keseimbangan/keserasian/alam sekitar untuk meningkatkan iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, guna mengisi Pembangunan Nasional Indonesia dalam mewujudkan manusia Indonesia seutuhnya yang Pancasilais.

Pencak Silat sebagai seni

Ciri khusus pada Pencak Silat adalah bagian kesenian yang di daerah-daerah tertentu terdapat tabuh iringan musik yang khas. Pada jalur kesenian ini terdapat kaidah-kaidah gerak dan irama yang merupakan suatu pendalaman khusus (skill). Pencak Silat sebagai seni harus menuruti ketentuan-ketentuan, keselarasan, keseimbangan, keserasian antara wirama, wirasa dan wiraga.
Di beberapa daerah di Indonesia Pencak Silat ditampilkan hampir semata-mata sebagai seni tari, yang sama sekali tidak mirip sebagai olahraga maupun bela diri. Misalnya tari serampang dua belas di Sumatera Utara, tari randai di Sumatera Barat dan tari Ketuk Tilu di Jawa Barat. Para penari tersebut dapat memperagakan tari itu sebagai gerak bela diri yang efektif dan efisien untuk menjamin keamanan pribadi.dari ujang solok

Pencak Silat sebagai olahraga umum

Walaupun unsur-unsur serta aspek-aspeknya yang terdapat dalam Pencak Silat tidak dapat dipisah-pisahkan, tetapi pembinaan pada jalur-jalur masing-masing dapat dilakukan. Di tinjau dari segi olahraga kiranya Pencak Silat mempunyai unsur yang dalam batasan tertentu sesuai dengan tujuan gerak dan usaha dapat memenuhi fungsi jasmani dan rohani. Gerakan Pencak Silat dapat dilakukan oleh laki-laki atau wanita, anak-anak maupun orang tua/dewasa, secara perorangan/kelompok.
Usaha-usaha untuk mengembangkan unsur-unsur olahraga yang terdapat pada Pencak Silat sebagai olahraga umum dibagi dalam intensitasnya menjadi :
  • Olahraga rekreasi
  • Olahraga prestasi
  • Olahraga massal
Pada seminar Pencak Silat di Tugu, Bogor tahun 1973, Pemerintah bersama para pembina olahraga dan Pencak Silat telah membahas dan menyimpulkan makalah-makalah :
1. Penetapan istilah yang dipergunakan untuk Pencak Silat
2. Pemasukan Pencak Silat sebagai kurikulum pada lembaga-lembaga pendidikan
3. Metode mengajar Pencak Silat di sekolah
4. Pengadaan tenaga pembina/guru Pencak Silat untuk sekolah-sekolah
5. Pembinaan organisasi guru-guru Pencak Silat dan kegiatan Pencak Silat di lingkungan sekolah
6. Menanamkan dan menggalang kegemaran serta memassalkan Pencak Silat di kalangan pelajar/mahasiswa.
Sebagai tindak lanjut dari pemikiran-pemikiran tersebut dan atas anjuran Presiden Soeharto, program olahraga massal yang bersifat penyegaran jasmani digarap terlebih dahulu, yang telah menghasilkan program Senam Pagi Indonesia (SPI).

Pencak Silat sebagai olahraga prestasi (olahraga pertandingan)

Pengembangan Pencak Silat sebagai olahraga & pertandingan (Championships) telah dirintis sejak tahun 1969, dengan melalui percobaan-percobaan pertandingan di daerah-daerah dan di tingkat pusat. Pada PON VIII tahun 1973 di Jakarta telah dipertandingkan untuk pertama kalinya yang sekaligus merupakan Kejuaraan tingkat Nasional yang pertama pula. Masalah yang harus dihadapi adalah banyaknya aliran serta adanya unsur-unsur yang bukan olahraga yang sudah begitu meresapnya di kalangan Pencak Silat. Dengan kesadaran para pendekar dan pembina Pencak Silat serta usaha yang terus menerus maka sekarang ini program pertandingan olahraga merupakan bagian yang penting dalam pembinaan Pencak Silat pada umumnya. Sementara ini Pencak Silat telah disebarluaskan di negara-negara Belanda, Belgia, Luxemburg, Perancis, Inggris, Denmark, Jerman Barat, Suriname, Amerika Serikat, Australia, Selandia Baru.

Pencak SIlat Sebagai Seni

Ciri khusus pada Pencak Silat adalah bagian kesenian yang di daerah-daerah tertentu terdapat tabuh iringan musik yang khas. Pada jalur kesenian ini terdapat kaidah-kaidah gerak dan irama yang merupakan suatu pendalaman khusus (skill). Pencak Silat sebagai seni harus menuruti ketentuan-ketentuan, keselarasan, keseimbangan, keserasian antara wirama, wirasa dan wiraga.

Di beberapa daerah di Indonesia Pencak Silat ditampilkan hampir semata-mata sebagai seni tari, yang sama sekali tidak mirip sebagai olahraga maupun bela diri. Misalnya tari serampang dua belas di Sumatera Utara, tari randai di Sumatera Barat dan tari Ketuk Tilu di Jawa Barat. Para penari tersebut dapat memperagakan tari itu sebagai gerak bela diri yang efektif dan efisien untuk menjamin keamanan pribadi.

Pola Pertahanan Dalam Pencak Silat

imageHakekat Pencak Silat
Pencak silat adalah seni beladiri asli Indonesia yang telah berumur lama. Bela diri ini diwariskan secara turun temurun dari generasi ke generasi. Sebelumnya dibeberapa 
daerah di Indonesia tidak menggunakan istilah pencak silat. Di Jawa menggunakan istilah pencak, sedangkan di Sumatera dan daerah-daerah lain menggunakan istilah silat.
Pencak artinya gerak dasar beladiri yang terikat ada peraturan dan digunakan dalam belajar, latihan, dan pertunjukan. Sedangkan silat diartikan sebagai gerak beladiri yang sempurna, yang bersumber pada kerohanian, yang suci murni, guna keselamatan diri atau kesejahteraan bersama, menghindarkan diri / manusia dari bala atau bencana (perampok, penyakit, tenung, dan segala sesuatu yang jahat atau merugikan masyarakat).
Unsur-unsur yang terkandung dalam istilah pencak silat adalah :
  1. Unsur olahraga
  2. Unsur kesenian
  3. Unsur beladiri
  4. Unsur kerohanian / kebatinan
Dengan demikian pencak silat adalah hasil budaya masyarakat Indonesia untuk membela dan mempertahankan eksistensi (kemandirian) dan integritasnya (manunggalnya) terhadap lingkungan hidup dan alam sekitarnya untuk mencapai keselarasan hidup guna meningkatkan iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Perananan pencak silat adalah sebagai sarana dan prasarana untuk membentuk manusia seutuhnya yang pancasilais, sehat, kuat, terampil, tangkas, tenang, sabar, bersifat kesatria, dan percaya pada diri sendiri.
  1. Aliran-aliran pencak silat
Menurut Donn F. Draeger dan Robert W. Smith dalam bukunyaAsian Fighting Art, nama-nama aliran pencak silat di Indonesia adalah sebagai berikut :
  1. Sumatera        : Pauh, Strelak dan Kumanggo
  2. Jawa Barat      : Tjimande, Tjikalong, Tjianjur, Mustika Kwitang, dan Tjingkrik
  3. Jawa Tengah  : Setia Hati, Perisai Sakti, Tapak Sutji
  4. Jawa Timur     : Perisai Diri
  5. Madura            : Pamur
  6. Bali                  : Bhakti Negara dan Tridharma
  7. Teknik-teknik dasar pencak silat
    1. Sikap dasar pencak silat
Pembentukan sikap merupakan dasar dari pembentukan gerak yang meliputi sikap jasmaniah dan rohaniah. Sikap jasmaniah adalah kesiapan fisik tubuh untuk melakukan gerakan-gerakan  dengan kemahiran teknik yang baik. Sikap rohaniah adalah kesiapan mental dan pikiran untuk melakukan tujuan dengan waspada, siap siaga, praktis dan effisien.
  1. Sikap berdiri (tegak, kangkang, kuda-kuda)
  2. Sikap jongkok (jongkok dan jengkeng)
  3. Sikap duduk
  4. Sikap berbaring
  5. Sikap lainnya (tegak satu kaki, merangkak, dll.)
  6. Sikap pasang (pasang atas, tengah dan pasang bawah)
Yaitu sikap untuk melakukan pembelaan atau serangan yang berpola dan dilakukan pada awal serta akhir dari rangkaian gerakan gerak.
  1. Gerak dasar pencak silat
    1. Arah (delapan penjuru mata angin)
    2. Cara melangkah
    3. Langkah dan posisi
    4. Bentuk / pola langkah
    5. Teknik dasar serangan
      1. Serangan tangan / lengan yang lazim disebut pukulan
      2. Serangan tungkai / kaki yang lazim disebut tendangan
Hindaran         : adalah suatu usaha pembelaan dengan cara memindahkan bagian-bagian badan  yang menjadi sasaran serangan, dengan melangkah atau memindahkan kaki.
Elakan             : adalah suatu pembelaan yang dilakukan dengan sikap kaki yang tidak berpindah tempat atau kembali ketempat semula misal ; elakan atas, bawah, samping, belakang lurus, berputar dalam posisi kuda-kuda depan.
Tangkisan       : adalah usaha pembelaan dengan cara mengadakan kontak langsung dengan serangan.

Pembagian Kelas Pencak Silat


Pembagian Kelas dalam Pencak Silat Pembagian kelas dalam pertandingan pencak silat dibagi menurut beberapa jenis, yaitu umur dan berat badan. Menurut umur kelas terbagi 3 golongan, masing-masing sebagai berikut:
a. Remaja (14-17 tahun)
b. Taruna (17-21 tahun)
c. Dewasa (21 – 35 tahun)
Menurut berat badan kelas-kelas dibagi dalam:
a. Golongan remaja:
1) Kelas A 33 kg s/d 36 kg
2) Kelas B 36 kg s/d 39 kg .
3) Kelas C di atas 39 kg s/d 42 kg
4) Kelas D di atas 42 kg s/d 45 kg
5) Kelas E di atas 45 kg s/d 48 kg
6) Kelas F di atas 48 kg s1d 51 kg
7) Kelas G di atas 51 kg s/d 54 kg
8) Kelas H di atas 54 kg s/d 57 kg
9) Kelas I di atas 57 kg s/d 60 kg
b. Golongan taruna dan dewasa
1) Kelas A 40 kg s/d 45 kg
2) Kelas B di atas 45 kg s/d 50 kg
3) Kelas C di atas 50 kg s/d 55 kg
4) Kelas D di atas 55 kg s/d 60 kg
5) Kelas E di atas 60 kg s/d 65 kg
6) Kelas F di atas 65 kg s/d 70 kg
7) Kelas G di atas 70 kg s/d 75 kg
8) Kelas H di atas 75 kg s/d 80 kg
9) Kelas bebas umumnya di atas 65 kg 5.
Waktu Pertandingan Pencak Silat Pertandingan dilangsungkan dalam 3 babak, masing-masing babak dua menit, dengan istirahat antarbabak selama satu menit. Waktu ketika wasit menghentikan pertandingan tidak termasuk waktu bertanding, dan penghitungan terhadap pemain yang jatuh karena serangan yang sah tidak termasuk waktu bertanding. Bagian tubuh yakni leher ke atas dan kemaluan, tidak termasuk sasaran perkenaan pukulan. Bagian tubuh lainnya seperti dada, perut, punggung, pinggang kiri dan kanan menjadi sasaran perkenaan pukulan. Bagian tungkai lengan dapat dijadikan sasaran serangan menjatuhkan dan mengunci, tetapi tidak memperoleh hitungan. Setiap pertandingan dipimpin oleh seorang wasit dan dibantu. oleh lima orang juri penilai.

Sejarah Silat Harimau

Berasal daripada Tanah Jambi-Indonesia yang diasaskan oleh Guru Agong Kiyai Haji Muhammad Rais. Perguruan ini telah dibawa masuk ke Tanah Jawi- Malaysia oleh seorang murid beliau iaituOrang Muda Muslimin Panglima Syamsul Baharin ( Panglima Raja Beruas - dimakamkan di Kg Pengkalan Baru, Beruas Perak ). Pada masa yang sama juga Kiyai Hj Muhammad Rais telah mengarahkan seorang lagi murid beliau memasuki Tanah Jawi dan membuat pertapaan di Gunung Ledang- Melaka sehingga datang padanya seorang Pahlawan Melayu tak terbilang bersama beberapa orang sahabatnya untuk mengkhatamkan beberapa ilmu sebagai benteng serta

Pulau 9,tempat pertapaan Dato' Endut
pertahanan untuk mempertahankan Kesultanan Melaka pada ketika itu. Beliau adalah Sang Alia Putra @ Sang Adi Putra. Kemudian rahsia perguruan ini telah diperturunkan kepada seorang pengembara yang berdarah hulubalang dari Jawa iaitu Dato Endut B. Muhammad Saman yg bergelar Dato Bentara@Panglima Garang. Beliau bertapak  di Teluk Panglima Garang - Selangor. Pada tahun 1958 telah zahirlah seorang anak rantau berdarah Bugis dari Simpang Tiga Lubok Sekopi-Sumatera, yang digelar olehnya Yatim Mustapa dan telah mengkhatamkan perguruan ini di Pulau Nibong, Perak bersama 44 orang rakan seperguruan - iaitu Tuan Guru Jaafar b. Md Isa- menetap di Kg. Seberang Pumpong, Alor Setar, Kedah Darul Aman dan kembali ke-hadrat Ilahi pada tanggal 13 April 2010 – AL-FATIHAH.


Allahyarham Tuan Guru Jaafar mempelajari dan menerima rahsia-rahsia perguruan  serta memegang mandat sebagai pewaris utama persilatan ini pada usia beliau 14 tahun. Kemudian beliau memperkembangkan persilatan ini sekitar Tanah Perak sehingga ke Negeri Kedah pada tahun 1962 di Pulau Langkawi. Ketika itu umur beliau 18 tahun. Di Langkawi beliau telah tinggal dengan sebuah keluarga angkat iaitu Tok Raof (nama samaran) di Kampung Kuah. Beliau bekerja sebagai pemandu bot pelancong kepunyaan keluarga angkatnya. Di sinilah permulaan zahirnya Silat Harimau yang diwarisinya bertapak di Kedah. Dalam tahun 1963 Tuan Guru Jaafar telah menerima 6 orang daripada teman-temannya untuk diajar silat yang diwarisinya. Mereka adalah :


Pulau Langkawi
  1. Ramli b. Saad ( Pak Jang Ramli )
  2. Omar b. Saad - abang kepada Pak Jang Ramli
  3. Ibrahim b. Said
  4. Talib b. Said
  5. Omar b. Dai’
  6. Talib b. Dahaman
 Bermula dari sinilah Silat Harimau berkembang di Langkawi. Gelanggang pada masa itu (1963) di Kampung Padang Lalang- Mukim Kuah, Kampung Penarak dan Kampung Sungai Mengulu. Sekitar tahun 1964 Tuan Guru Jaafar telah berpindah ke Kuala Perlis. Di situ beliau telah membuka satu lagi gelanggang di Kampung Hujung Alur. Tidak lama selepas itu beliau telah membuka satu lagi gelanggang di Kampung Kodiang Lama-Kedah. Pada masa itu beliau dibantu oleh seorang murid beliau iaitu Pak Jang Ramli.
Masa terus berlalu….Tanggal 1965 ( umur Tuan Guru Jaafar 21 tahun ) beliau telah berhijrah ke Kampung Hujung Alor Merah, Alor Setar Kedah dan disini jugalah beliau telah membuka gelanggang yang bernaung di bawah Kelab Belia Malaysia (MAYC) - Persatuan Tunas Muda Alor Merah. Permulaan gelanggang ini beliau telah mengajar 6 orang sahabatnya yang tabah menerima segala kesukaran dalam mempelajari ilmu persilatan ini. Mereka adalah:
  1. Pak Su Yet
  2. Pak Aq Raja Bunga
  3. Pak Ndak Ed
  4. Cikgu Ismail- tuan tanah gelanggang di Kg Hujung Alor Merah
  5. Cikgu Teh
  6. Cikgu Leh 
Tanggal tahun 1970 perguruan ini telah mendapat pendaftran sendiri (no.pendaftaran dalam pencarian) beralamat di No.18 Lorong Kelompang, Bakar Bata, Alor Setar Kedah, dan mendapat naungan daripada seorang Kerabat DiRaja Kedah iaitu Tengku Ibrahim. Dari sinilah bermulanya era kebangkitan Perguruan Seni Gayong Silat Harimau - (Gayong Harimau) yang dipimpin oleh beliau berkembang dengan lebih luas lagi di Kedah,  Perlis, Seberang Perai, Perak hinggalah ke Selangor, Pahang dan Johor.
Segala taqdir dan ketentuan milik Allah…
Logo Harimau Sang saka
Disebabkan berlakunya beberapa masalah dalaman yang tidak dapat dielakkan, pertubuhan ini terbubar secara rasmi pada tahun 1978. Ia memberi kesan yang amat mendalam buat Tuan Guru Jaafar. Tidak lama selepas itu beliau bangkit semula dengan nama Seni Silat Selendang Kuning, akan tetapi tidak bertahan lama. Akhirnya beliau mengajar silat yang diwarisinya di bawah Persatuan Pancak Silat Melayu Jati - Kedah  sehinggalah tertubuhnya Pertubuhan Seni Silat Harimau Sang Saka, Negeri Kedah Darul Aman pada tanggal 18 Julai 1989 di bawah seksyen 7 Akta Pertubuhan 1966, no pendaftaran 767/89. Persilatan Harimau ini kembali berkembang hingga tahun 1999 dan kembali melalui zaman kegelapan kerana kelemahan di dalam urusan pentadbiran. Walaupun sedemikian, Silat Harimau Tuan Guru Jaafar tetap tersebar daripada kalangan murid-murid beliau yang terus memperjuangkannya.

Daripada tahun 1963-1999 selama tempoh Tuan Guru Jaafar memperkembangkan Persilatan Harimau yang diwarisinya, beliau telah memberi izin kepada beberapa orang di kalangan muridnya dan melantik sebagai guru untuk memperjuangkan persilatan ini. Di antaranya Pak Jang Ramli – Bukit Tinggi, Kepala Batas, Alor Setar,Cikgu Hamzah – Kodiang, Pak Su Yet – Kg Lalang, Siong, Baling,Pak Aq Raja Bunga – Alor Merah, Cikgu Ismail – Kg Hujung Alor Merah, Pak Qohar – Teluk Intan, Perak, Cikgu Zul – Tikam Batu, Kuala Muda. Abang Pin – Langgar, Kedah serta seorang murid dan juga salah seorang daripada anak  angkat beliu iaitu -Amzari B. Halim berasal dari Kg. Baru Kuala Ketil, Kedah. Beliau telah mendapat izin dan restu daripada Tuan Guru Jaafar di awal tahun 2006 dan juga sokongan serta dorongan daripada Tok Su Yet (generasi pertama, gelanggang Kg. Hujung Alor Merah-1965) agar Silat Harimau di bawah pimpinan beliau diperjuangkan semula diatas nama asalnya iaitu Perguruan Seni Gayong Silat Harimau yang bernaung di bawah Persatuan Seni Silat Melayu Negeri Kedah, no pendaftaran:0239/99 Akta Pembangunan Sukan 1997, pada tanggal 6.3.2006 yang berpusat di Sungai Petani, Kedah Darul Aman.

Seragam Beladiri & Seni

Seragam beladiri yang kita produksi bermacam-macam, seperti : Pencak Silat, Karate, Tae Kwon do, Wushu dll.
Kain seragam ada berbagai macam pilihan, misal:
  1. Tetron
  2. Drill Standart
  3. Oxfrod
  4. Drill Nagata
  5. Drill Sofi
  • Harga bersaing dan untuk pemesanan banyak ada potongan khusus
  • Harga pakaian mulai Rp. 45.000 – Rp. 95.000
Contoh seragam beladiri :
Baju Merpati Putih
Baju Tapak Suci
Baju SHT

Tidak ada komentar:

Posting Komentar